Skip to main content

Lontong Tahu Kudus

Selain Lentog Tanjung, di Kudus juga ada Lontong Tahu yang harganya sama-sama merakyat. Potongan lontong, ditambah irisan tahu goreng yang masih hangat, rajangan kol dan taburan toge, disiram saus bumbu kacang. Anda juga bisa minta tambahan telur dan gimbal udang jika kebetulan uang di dompet Anda sedang tebal. Jika tidak suka lontong, Anda bisa menggantinya dengan seporsi nasi hangat yang disajikan di atas piring beralaskan daun pisang.
Pedagang Lontong Tahu Kudus umumnya berjualan di malam hari sehingga kuliner kudus yang satu ini cocok disantap bersama keluarga sambil menikmati suasana malam di kota Kudus. Mereka mudah ditemukan di tepi jalan-jalan protokol. Bermodal gerobak dan tikar yang digelar di emperan toko yang telah tutup sehingga pembeli dapat menikmati lezatnya Lontong Tahu sambil duduk lesehan.
Pertama kali menyantap Lontong Tahu Kudus, seketika mengingatkan saya pada Lontong Tahu Gimbal yang berasal dari Semarang. Rasanya mirip, bahkan nyaris tak ada bedanya, bagaikan saudara kembar. Mungkin karena jarak Semarang-Kudus yang tidak terlalu jauh, maka kulinernya bisa saling mempengaruhi.
Yang membedakan dengan saudaranya di Semarang adalah dari segi penamaan dan penyajiannya. Kalau di Semarang, ketika kita duduk dan pesan satu porsi, maka otomatis langsung disuguhi sepiring lontong, tahu, telur goreng dan gimbal udang, sesuai dengan judul jualannya: Lontong Tahu Gimbal. Sedangkan jika kita pesan Lontong Tahu Kudus, akan ditanya dulu oleh penjualnya, mau ditambah telur dan gimbal udang atau tidak? Karena sajian porsi standarnya adalah lontong dan tahu, sedangkan telur dan gimbal udang adalah opsi pilihan pembeli. Jadi kalau dipikir-pikir, Lontong Tahu Kudus ini adalah versi paket hemat dari Lontong Tahu Gimbal Semarang hehehe....
Istri saya yang kelahiran Kudus menjelaskan, ada kemungkinan ini terjadi karena kondisi ekonomi masyarakat Kudus pada jaman dahulu yang masih serba kekurangan. Di satu sisi mereka ingin rekreasi  menikmati sensasi makan diluar rumah bersama keluarga, namun di sisi lain apa daya kantong tak mampu. Akhirnya muncul ide untuk menampilkan makanan versi paket hemat ini.
Hmmm.....penjelasan yang memang masuk akal. Apalagi tahu identik dengan makanan murah meriah dan merakyat. Sedangkan telur dan gimbal udang, adalah makanan ndoro priyayi karena harganya tidak terjangkau orang kebanyakan.
Iseng-iseng, saya kemudian melakukan usaha reka ulang sejarah. Saya menduga, jauh di masa lalu, pada jaman dahulu, ada seorang pedagang Tahu Gimbal asli Semarang memutuskan hijrah ke Kudus. Sampai di kota ini, pedagang tersebut frustasi karena jualannya tidak laku, sebab bagi orang Kudus jaman itu, harga telur dan gimbal udang tidak terjangkau. Akhirnya demi menyesuaikan dengan kondisi pasar, dia lalu membuat paket hemat Lontong Tahu. Dan ternyata laris manis.
Atau, bisa saja yang terjadi justru sebaliknya. Ada orang Kudus yang melancong ke Semarang. Di kota ini dia sempat mencicipi Lontong Tahu Gimbal yang lezat. Kemudian ketika kembali ke Kudus, pelancong ini berusaha membuat Lontong Tahu Gimbal untuk keluarga dan sanak saudaranya. Namun apa daya, telur dan udang sulit didapat, kalaupun ada harganya selangit. Akhirnya yang disajikan adalah makanan Lontong Tahu yang juga lezat tapi minus telur dan gimbal udang.
Ini semua hanya iseng-iseng rekaan saya lho. Mungkin perlu penelitian mendalam dari ahli sejarah tentang hal ini.
Bagaimanapun juga, saat ini Lontong Tahu adalah bagian dari kuliner kota Kudus yang tak terpisahkan dengan masyarakat Kudus. Rasa Lontong Tahu Kudus yang lezat dan harganya yang merakyat, sangat cocok disantap bersama keluarga sambil menikmati suasana Kudus di waktu malam.

Comments

Popular posts from this blog

Gramedia Kudus

TOKO BUKU GRAMEDIA DI KUDUS Perjuangan kami mencari lokasi Toko Buku GRAMEDIA di Kudus  Tahun ajaran baru 2018-2019 hampir dimulai. Seperti umumnya orang tua murid yang lain, kami pun ikut berburu buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum terbaru. Tempat terpercaya yang sudah menjadi langganan kami sejak lama tentu saja TOKO BUKU GRAMEDIA. Walau hampir dua tahun berdomisili di kota Kudus, kami ini belum hafal seluk beluk kota Kudus seluruhnya, apalagi kami termasuk keluarga yang jarang jalan-jalan ke Mall, hiburan kami jika hari libur paling pergi ke taman bermain atau  berenang. Jadi, kami tidak tau dimanakah letak TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus. Maka dimulailah perburuan kami mencari lokasi TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus dengan dibantu keterangan dan panduan dari mbah Google. Kami menemukan dua situs yang memuat cabang Gramedia di Kudus, yaitu situs WIkiwand dan Wikipedia. Menurut Wikiwand, Gramedia terletak di lantai 4 Mall Kudus tepat di kawasan Simpang Tu...

Asal-usul desa Prambatan, Prambatan Lor dan Prambatan Kidul

ASAL-USUL NAMA PRAMBATAN, DESA PRAMBATAN LOR DAN DESA PRAMBATAN KIDUL, KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS Asal-usul Prambatan dan asal-usul nama desa Prambatan berdasarkan legenda selalu dikaitkan dengan Pangeran Hadirin suami Ratu Kalinyamat penguasa Jepara yang gugur dibunuh Arya Penangsang. Prambatan berada sekitar 1,5 km dari Menara Kudus yang menjadi pusat kota Kudus tempo dulu. Prambatan menjadi medan pertempuran antara dua kekuatan yang memperebutkan tahta kerajaan Demak setelah wafatnya Sultan Trenggono. Saat ini Prambatan dibagi menjadi dua desa, yaitu Prambatan Lor dan Prambatan Kidul di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Baca juga: Mitos Kematian Beruntun di Prambatan Kisah asal-usul Prambatan dan nama desa Prambatan Lor dan Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut: asal-usul Prambatan - peta desa Prambatan Lor Pati Unus, Raja ke dua kerajaan Demak hanya sebentar berada di atas tahta. Kelelahan fisik selama memimpin...

Orang Kudus Terkenal Pelit

ORANG KUDUS TERKENAL PELIT Bagi masyarakat di luar Kudus, berkembang opini orang Kudus pelit, kikir bahkan medhit. Entah siapa yang awalnya menyebarkan bahwa orang Kudus itu pelit. Namun jangankan orang luar Kudus, orang Kudus sendiri juga kadang mengatakan tetangganya yang orang Kudus asli ada yang pelit kok. Padahal yang bilang tetangganya pelit itu sebetulnya juga sama, yaitu sama-sama kikir bin medhit hahahaha....... Saya bukan orang kelahiran Kudus, tapi berhubung saya sudah hampir dua tahun berdomisili di kota ini, mau tidak mau saya adalah bagian dari sistem dan bagian dari masyarakat Kudus, sehingga saya wajib membuat pembelaan. Jadi pendapat atau pandangan bahwa orang Kudus terkenal pelit hanyalah mitos belaka. Karena semua memang tergantung pada definisi atau pengertian kosa kata pelit itu sendiri. Saya rasa wajar kalau seseorang berusaha hemat dan irit dalam mengeluarkan uang untuk keperluan biaya hidup sehari-hari. Motivasinya tentulah sesuai peribahasa jangan...