-->

Monday 26 March 2018

Jl. Arif Rahman Hakim Kudus, ada tapi tidak dikenal

Jl. Arif Rahman Hakim adalah jalan yang membentang dari perempatan Toko Alif (lampu merah SMK NU Ma'arif) di Jl. Raya Kudus - Jepara sampai ke wilayah desa Gribig Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.

Jika di lihat di google map, maka akan terlihat nama Jl. Arif Rahman Hakim. Jalan ini seakan membagi wilayah Prambatan menjadi dua. Di sebelah barat (kulon) masuk wilayah Prambatan Lor, sedangkan di sebelah timur (wetan) masuk wilayah Prambatan Kidul. Penjelasan tentang pembagian wilayah desa Prambatan dapat dibaca di artikel berikut: Prambatan: lor-kidul atau wetan-kulon.

Meski demikian, tidak semua warga kedua desa di Prambatan mengetahui nama resmi jalan ini. Mereka biasa menyebut sepotong jalan yang melintasi wilayah tersebut dengan nama Jl. Gribig-Sudimoro, atau Jalan Raya Gribig, atau Jalan Raya Sudimoro saja. Ketika diberitahu bahwa nama jalan sesuai yang tercantum di google map adalah Jl. Arif Rahman Hakim, para warga justru bingung dan merasa tidak pernah ada nama jalan seperti itu.

Bahkan Diva Fauza, siswa kelas 9 di SMP 5 Kudus yang sedang sibuk mempersiapkan diri menghadapi UN tahun 2018 bercerita pernah berdebat dengan ayahnya tentang nama jalan yang membelah kampungnya. "Jadi mana yang benar, nama jalan sesuai google map, atau Jl. Sudimoro seperti kata ayah saya?" begitu tanya Diva. Hayooo...yang merasa perangkat pemerintahan di Kudus, coba jawab pertanyaan Diva haha...

Saya kemudian mencoba menelusuri mulai dari ujung selatan jalan ini di perempatan lampu merah Toko Alif. Sama sekali tidak terlihat plang nama jalan seperti jalan lain pada umumnya. Jadi, memang tidak ada nama jalannya kah? Jangan-jangan nama Jl. Arif Rahman Hakim itu ilegal karena googlenya nakal dan asal memberi nama saja.

Lalu saya coba cara ke dua. Browsing di google adakah Perda Kabupaten Kudus atau mungkin berita dari media massa jaman dahulu kala yang memuat peresmian nama Jl. Arif Rahman Hakim. Ternyata tidak ada. Atau kalaupun ada, mungkin Pemkab Kudus belum sempat mengunggahnya ke internet.

Selanjutnya saya coba cara ke tiga. Browsing lagi di google, tapi kali ini bukan google map loh. Saya ketik di mesin pencarian google. Asumsi saya, jika nama jalan ini ilegal, maka pasti tidak ada satupun lembaga yang mencantumkan nama jalan ini sebagai alamat resminya. Tapi jika Jl. Arif Rahman Hakim ini memang nama resmi, pasti akan tercantum di bagian alamat.

Dan ketika saya ketik Jl. Arif Rahman Hakim Kudus di google search, hasilnya adalaaaaaahh.....

Tercatat beberapa lembaga yang mencantumkan Jl. Arif Rahman Hakim sebagai alamat resmi, antara lain:

Bimbel INTENSIF
Jl. Arif Rahman Hakim, Gang IV, No. 72 Prambatan Lor, Kudus
Sumber: belajarintensif.blogspot.com
SD 1 Gribig
Jl. Arief Rahman Hakim, desa Gribig , Kecamatan Gebog, Kudus
Sumber: pmp.disdakmen.kemdikbud.go.id

SD MUHAMMADIYAH Gribig
Jl. Arif Rahman Hakim, Gang XV, Kudus
Sumber: http://20317987.siap-sekolah.com

Selain itu masih ada juga lembaga berita seperti ISK News yang juga pernah memposting berita terkait trayek angkutan kota di Kudus yang memuat nama Jl. Arif Rahman Hakim. Menurut ISK News, rute trayek angkot Terminal Jati-Terminal Sudimoro melalui Jl. Arif Rahman Hakim (Prambatan Kidul-Gribig). Sayang saya tidak bisa mendapatkan tautannya, namun beritanya bisa dicari di google dengan kata kunci ISK News trayek angkutan Kudus.

Di antara beberapa lembaga di atas, yang merupakan lembaga yang mewakili negara (pemerintah) adalah SD 1 Gribig, secara resmi mencantumkan alamat Jl. Arif Rahman Hakim dan tercatat dalam data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Masih kurang valid apa coba buktinya.

Jadi, untuk sementara bisa disimpulkan bahwa nama Jl. Arif Rahman Hakim adalah nama resmi jalan yang membentang mulai dari arah perempatan lampu merah toko Alif sampai desa Gribig, Kecamatan Gebog.

Yang jadi masalah tinggal bagaimana caranya melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui bahwa jalan tersebut namanya memang Jl. Arif Rahman Hakim. Semua tinggal tergantung pada aparat pemerintah sendiri, apakah di jaman yang serba canggih dan informatif ini aparatur pemerintahan justru merasa ogah dan sungkan melakukan sosialisasi. Tinggal pasang papan nama jalan, pasang spanduk pemberitahuan, terus syukuran makan-makan bareng masyarakat. Gitu aja kok repot.

Oya, bagi yang belum tau, Arif Rahman Hakim adalah mahasiswa Universitas Indonesia dan dijadikan Pahlawan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat) karena meninggal tertembak di depan Istana ketika berlangsung demonstrasi menyampaikan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) pada tanggal 24 Februari 1966. Kematian Arif Rahman Hakim berujung pada tumbangnya pemerintahan Presiden Soekarno dan berganti menjadi pemerintahan Presiden Soeharto.
Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca sendiri pada buku sejarah yang banyak beredar.

Sunday 25 March 2018

Bimbingan Belajar INTENSIF Bimbel terbaik di Kudus

Bimbingan Belajar INTENSIF
Tempat les dan Bimbingan Belajar terbaik dan pertama di Kudus yang memberi layanan kualitas  privat dengan harga bimbel

Kalimat di atas adalah jargon yang terpasang di blog Bimbel INTENSIF Prambatan Kudus. Anda juga bisa membacanya di sini.

Pada hari Ahad, 25 Maret 2018, saya menyempatkan diri menyambangi lokasi Bimbel INTENSIF yang terletak di Jl. Arif Rahman Hakim, Gang IV, No. 72, Desa Prambatan Lor, Kecamatan Kaliwungu.

Tempatnya sangat mudah diakses. Jika Anda datang dari arah Menara atau alun-alun Simpang Tujuh, jalan lurus saja sepanjang Jl. Raya Kudus-Jepara. Setelah melewati SPBU Modern Prambatan, akan ada lampu traffic light alias bangjo, dari situ tinggal belok kanan menuju arah Gribig-Sudimoro dan cari gang IV di sisi kiri jalan. Nah, Bimbel INTENSIF terletak tidak jauh dari mulut gang.

Logo Bimbel INTENSIF Prambatan Kudus
Disambut ramah oleh ibu Murni Wijayanti, S.T, pengelola Bimbel INTENSIF di ruang tamu yang terkesan adem karena naungan pohon mangga di halaman, saya mendapat banyak informasi tentang Bimbel yang satu ini.

Wanita yang akrab dipanggil mbak Wiwin oleh para tetangga dan murid-muridnya ini kemudian menuturkan bahwa Bimbel INTENSIF Prambatan Kudus dibuka sejak awal tahun ajaran 2016/2017. 

Awalnya hanya ada satu siswa yang mendaftar, dari MTs Negeri 1 Kudus serta anak tetangga sekitar. Kemudian melalui promosi serta info dari mulut ke mulut, lambat laun siswanya bertambah. Saat ini selain dari MTs Negeri 1 Kudus, siswa Bimbel INTENSIF juga berasal dari SMP 1 Kudus, SMP 2 Kudus, SMP 1 dan SMP 2 Kaliwungu serta beberapa SD sekitar seperti SD Prambatan Lor, SD Purwosari, SD Muhammadiyah Gribig, dan MI Nurul Haq.

Mayoritas peserta les di sini memang siswa SMP. Terbagi dua program, yaitu Les Privat dan Kelompok Belajar. Setiap kelompok belajar, maksimal hanya terdiri dari 5 siswa dan diusahakan dalam satu kelompok berasal dari sekolah yang sama. Sedangkan untuk jenjang Sekolah Dasar, Bimbel INTENSIF saat ini hanya menerima murid kelas 6.

Mengenai suka duka mengelola bisnis Bimbel di Kudus, khususnya di wilayah Prambatan, mbak Wiwin berterus terang awalnya memang berat. Yang berat adalah merubah pola pikir masyarakat dan anak-anak tentang fungsi bimbel.

Mereka awalnya berpandangan fungsi bimbel hanya sekedar bantuan mengerjakan PR. Jika tidak ada PR, ya tidak perlu les. Cara berpikir seperti ini pada akhirnya juga berimbas pada cara pembayaran. Orang tua lebih suka membayar les dengan tarif harian, sehingga jika anaknya tidak berangkat les, mereka tidak perlu membayar. Sistem seperti ini sudah ada dan diterapkan oleh beberapa bimbingan belajar sebelum kami.

Akibatnya, ketika Bimbel INTENSIF dibuka dan menerapkan sistem belajar per materi serta pembayaran bulanan, sempat terseok-seok di awal perjalanannya. Alhamdulillah saat ini situasi mulai berubah dan berjalan lancar berkat do'a dan keuletan pengelola dalam memberikan pemahaman kepada orang tua serta siswa.

Yang paling unik, untuk menjaga kualitas, Bimbel INTENSIF Prambatan Kudus rela menerapkan kuota siswa peserta belajar setiap tahunnya paling banyak 40 orang. Lho apa tidak takut rugi? Ini jelas kebalikan dari prinsip ekonomi. Seharusnya bisnis bimbel mencari murid sebanyak-banyaknya agar untung sebesar-besarnya.

"Kami hanya ingin memberi perhatian lebih pada setiap siswa menyesuaikan dengan kemampuan tenaga pengajar kami. Kami tidak ingin menerima siswa sebanyak-banyaknya tapi akhirnya gagal. Justru saat ini banyak orang tua yang datang menanyakan masih ada sisa kuota atau tidak. Bahkan ada yang sudah booking tempat untuk tahun ajaran depan," jawab mbak Wiwin.

Setelah berpamitan dalam perjalanan menuju pulang, saya merenung dan berpendapat Bimbel INTENSIF ini memang layak menyatakan dirinya sebagai Tempat les dan Bimbingan Belajar terbaik dan pertama di Kudus yang memberi layanan kualitas  privat dengan harga bimbel. Sangat jarang ada Bimbingan Belajar yang menjaga idealisme dan integritas semacam ini.

Semoga untuk ke depan Bimbel INTENSIF Prambatan Kudus dapat terus menjaga kualitas sehingga memberi manfaat yang besar bagi masyarakat di sekitarnya.

Baca juga:
Toko Buku GRAMEDIA di Kudus

Saturday 24 March 2018

Sembuh Dari Mata Minus

Sembuh dari mata minus tanpa operasi Lasik adalah harapan setiap orang. Sebab memakai kacamata tebal untuk minus tinggi akan mengganggu kebebasan bergerak. Pemakaian lensa kontak atau softlense kualitas terbaik pun dapat menimbulkan iritasi mata. Berikut ini adalah pengalaman saya berjuang sembuh dari mata minus.

Sembuh Dari Mata Minus Tanpa Operasi



Memiliki hobi membaca sejak kecil namun dengan kebiasaan membaca yang buruk, terutama sambil tiduran, membuat saya termasuk dalam golongan penderita miopi atau rabun jauh. Waktu SMA mata saya sudah mencapai minus 6,5 dan dari waktu ke waktu terus bertambah sehingga terakhir mencapai minus 8.

Periksa mata minus di optik

Dengan minus tinggi, kacamata bukanlah pilihan yang tepat bagi saya. Selain akan mengurangi derajat ketampanan, kacamata untuk ukuran saya pasti lensanya tebal, terasa berat menekan batang hidung serta mengurangi kebebasan bergerak. Sehingga saya memutuskan menggunakan softlense sebagai alat bantu penglihatan.

Namun, pilihan ini bukan tanpa resiko. Pemakai softlense wajib menjaga kebersihan dan rutin mengganti cairan desinfektan agar softlense steril dan nyaman digunakan. Terlambat sedikit saja, ancaman iritasi mata sudah menanti.

Seperti yang saya alami pada pertengahan Desember 2017 lalu, karena kehabisan cairan dan belum ada kesempatan membeli karena sibuk mengajar, saya nekad menggunakan cairan bekas merendam softlense malam sebelumnya. Esoknya, ketika mengajar, mata terasa perih, berair, dan terlihat merah darah menyeramkan. Terpaksa sisa jadwal mengajar hari itu saya batalkan.

Istri saya yang aktif sebagai milagrosser kemudian memberi terapi berupa semprotan air milagros menggunakan sprayer ke kedua mata. Awal disemprot mata terasa sangat pedih (mungkin karena iritasinya parah) namun setelah beberapa menit kemudian terasa berkurang rasa pedihnya. Merasa ada perbaikan, saya berinisiatif menyemprotkan sendiri air milagros setiap 10 menit.

Besok pagi ketika bangun tidur, saya kaget. Rasa pedih dan warna kemerahan pada mata memang berkurang, tapiiii....mata saya kok kalau melihat cahaya jadi silau. Selain itu meski sudah pakai softlense, penglihatan justru jadi kabur seakan ada kabut yang menyelubungi mata. Dengan pasrah softlense saya lepas, dan sempat saya bicarakan ke istri tentang prasangka buruk saya terhadap milagros. Kalau sampai penglihatan saya makin buruk gara-gara milagros, bakal saya perkarakan ini milagrosnya.

Jadi selama seminggu itu, saya benar-benar lepas softlense, libur mengajar dan lepas dari gadget karena mau baca pesan di Whatsapp pun sulit.
Kegiatan saya setiap pagi justru merumput alias membersihkan rumput di halaman sambil berusaha melakukan senam mata metode dokter Bates yang pernah saya baca di internet.
Sedangkan malam hari, istri saya menyemprotkan milagros ke mata 10 menit sekali selama satu jam sebelum tidur. Awalnya saya menolak, karena masih beranggapan milagros menyebabkan penglihatan tambah parah dan berkabut. Tapi karena istri ngotot dan meyakinkan bahwa milagros pada dasarnya air dan tidak membahayakan, akhirnya saya pasrah.

Seminggu berlalu, dan saya rasakan perlahan-lahan kabut putih di mata menghilang. Sebulan kemudian penglihatan terasa lebih tajam namun kepala justru terasa pening. Ketika konsultasi ke optik, saya disarankan untuk memakai softlense minus 7, turun satu dari sebelumnya minus 8. Dalam hati saya katakan, boleh juga ini milagros, minus saya jadi turun. Dan yang membuat saya takjub, saya jadi lebih percaya diri naik motor di malam hari karena tidak silau jika terkena sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan.

Terus, bagaimana dengan peristiwa penglihatan berkabut saat pertama kali menggunakan milagros? Ternyata itu yang dimaksud para pengguna milagros dengan healing crisis, yaitu proses pembongkaran penyakit yang pada setiap orang efeknya berbeda-beda. Setelah proses itu terlewati, maka proses penyembuhan dimulai.

Tips dari saya untuk mengurangi mata minus:
  1. Istirahatkan mata Anda. Untuk sementara jauhi TV, smartphone dan semua benda yang memiliki layar elektronik.
  2. Banyak beraktifitas di luar rumah tanpa kacamata atau softlense. Seperti membersihkan rumput atau menyapu halaman. Dan sering-seringlah memandang tempat yang jauh.
  3. Semprotkan milagros secara rutin setiap 10 menit sekali. Semakin sering semakin baik.
  4. Bantu proses penyembuhan dengan senam mata yang disarankan dokter Bates. Mengenai siapa dr. Bates, dan metode yang digunakan, silahkan cari di google. Kalau tidak ketemu juga, silahkan japri saya.
  5. Matikan lampu ketika tidur dan tutup mata dengan kain agar mata rileks dan istirahat malam dengan nyaman.

Kalau saya cermati sebenarnya prosesnya sederhana. Tubuh manusia memiliki mekanisme untuk memperbaiki organ tubuh yang rusak termasuk mata. Syaratnya mata diistirahatkan, dibuat rileks dan senyaman mungkin. Sehingga dalam hal ini peran milagros adalah mengurangi iritasi, mengendorkan ketegangan pada mata dan memulihkan syaraf serta otot mata sehingga kedudukan lensa kembali normal.

Jika ada yang ingin bertanya lebih lanjut, silahkan isi kolom komentar. Semoga bermanfaat.

Friday 23 March 2018

Prambatan: Lor-Kidul atau Wetan-Kulon

Asal-usul nama dan pembagian desa Prambatan Lor dan Prambatan Kidul ternyata unik sebab tidak sesuai dengan arah mata angin yang sebenarnya.

Suatu pagi ketika tiba dari Jakarta, saya ditanya sopir angkot yang saya tumpangi dari Terminal Jati Kudus. "Turun di mana, mas?"

"Prambatan pak, lampu merah Toko Alif."
"Prambatan itu kan desa yang kebalik mas." lanjut si sopir.
"Maksudnya pak?" otak saya belum nyambung, mungkin karena goncangan di atas bis sepanjang pantura semalam.
"Maksudnya kebalik arahnya. Yang disebut Prambatan Lor (utara) sebetulnya ada di sebelah kulon (barat). Nah, yang Prambatan Kidul (selatan) sebenarnya ada di sebelah wetan (timur)."
"Ooo...gitu." Jawab saya manggut-manggut setengah mengantuk.


Beberapa hari kemudian, iseng-iseng saya coba search di google dan lihat peta di google map. Ternyata benar. Kalau dibandingkan dengan arah mata angin, nama kedua desa ini jelas keliru. Mestinya disebut Prambatan Kulon dan Prambatan Wetan. Waah....ini....jelas harus diteliti ini hahaha.... Sebagai warga pendatang, saya harus tau dong yaaa. 

Ada dua kemungkinan. Yang pertama, yang memberi nama tidak paham mata angin dan asal sebut lor-kidul karena asal enak didengar. Tapi kok gak mungkin, masa iya sih orang sebanyak itu tidak ada satupun yang mengerti mata angin sehingga salah sebut arah.
Kemungkinan ke dua, jangan-jangan karena letak balai desa, yang satu di sebelah lor dan satunya di kidul. Namun setelah saya cek, kemungkinan ke dua ini juga mentah, karena posisi balai desa jika dilihat di peta, balai desa Prambatan Lor ada di kulon dan balai desa Prambatan Kidul di dekat Masjid Nurul Haq, jelas ada di sebelah wetan.

Jadi tambah bingung kan? Pernah iseng-iseng saya coba tanya tetangga yang katanya sudah lama tinggal di Prambatan, ternyata juga sama bingungnya haha...
Setelah lama jadi misteri, keanehan ini perlahan terungkap. Beberapa bulan yang lalu, ketika ikut dalam rombongan pengantar pengantin pria menuju wilayah Prambatan Kidul, saya berkesempatan satu mobil dengan mas Andi, putra ketua Rt 02/Rw 01 Prambatan Lor, yaitu pak Suhadi alias Ceng Ho.

Mas Andi ini berkisah, penamaan desa yang terkesan keliru ini diakibatkan posisi sawah bengkok desa. Desa Prambatan memiliki dua wilayah sawah, sebagian ada di sebelah selatan (kidul), sebagian di sebelah utara (lor). Sehingga ketika desa Prambatan dibagi dua, wilayah yang mendapat sawah sebelah utara disebut Prambatan Lor, begitu juga yang mendapat sawah di sebelah selatan disebut Prambatan Kidul, meskipun kalau dilihat berdasar mata angin mestinya namanya Prambatan Kulon dan Prambatan Wetan. Sepertinya, penuturan mas Andi ini adalah alasan paling masuk akal yang pernah saya terima. Jadi untuk sementara case closed.

Nah, sekarang mari kita berandai-andai. Andaikata kekeliruan ini sekarang kita betulkan, dan kita ubah nama kedua desa menjadi Prambatan Kulon dan Prambatan Wetan, bisa tidak ya?
Kalau menurut saya sih bisa saja. Jika meminjam kalimat andalan almarhum Presiden Gus Dur, "Wong tinggal ganti nama aja kok repot. Yang penting syukuran." Tapi kalau ini dilakukan, pasti bakal disemprot orang sekampung....eh salah...dua kampung. Lho kok bisa?

Ya coba aja bayangkan, kalau nama kedua desa ini diubah, itu berarti KTP seluruh warga juga harus diganti. Boro-boro ganti KTP, E-KTP aja masih ada yang belum jadi kok. Kemudian kalau alamat di KTP berubah, maka warga yang punya kendaraan bermotor pasti bakal nangis, karena harus merubah data STNK dan BPKB. Sudah nampak di depan mata berapa biaya yang harus dikeluarkan dan waktu yang habis untuk mengurus perubahan data tersebut.

Jadi, terus gimana dong?

Yaaaa.....sudahlah. Yang sudah terlanjur keliru, biarlah keliru. Kita anggap saja keanehan nama Prambatan Lor dan Prambatan Kidul itu unik dan layak masuk dalam kamus Kelirumologi milik Jaya Suprana.

Artikel ini selesai ditulis di Prambatan Kulon....eh...Lor
Tanggal 24 Maret 2018 pukul 00.22

TERBARU

Kudus Murah Karena Pelit?

KUDUS ADALAH KOTA TERMURAH DI INDONESIA KARENA ORANG KUDUS PELIT? Bisa dikatakan Kudus adalah kota dengan biaya hidup termurah dan paling ...