Skip to main content

Prambatan: Lor-Kidul atau Wetan-Kulon

Asal-usul nama dan pembagian desa Prambatan Lor dan Prambatan Kidul ternyata unik sebab tidak sesuai dengan arah mata angin yang sebenarnya.

Suatu pagi ketika tiba dari Jakarta, saya ditanya sopir angkot yang saya tumpangi dari Terminal Jati Kudus. "Turun di mana, mas?"

"Prambatan pak, lampu merah Toko Alif."
"Prambatan itu kan desa yang kebalik mas." lanjut si sopir.
"Maksudnya pak?" otak saya belum nyambung, mungkin karena goncangan di atas bis sepanjang pantura semalam.
"Maksudnya kebalik arahnya. Yang disebut Prambatan Lor (utara) sebetulnya ada di sebelah kulon (barat). Nah, yang Prambatan Kidul (selatan) sebenarnya ada di sebelah wetan (timur)."
"Ooo...gitu." Jawab saya manggut-manggut setengah mengantuk.


Beberapa hari kemudian, iseng-iseng saya coba search di google dan lihat peta di google map. Ternyata benar. Kalau dibandingkan dengan arah mata angin, nama kedua desa ini jelas keliru. Mestinya disebut Prambatan Kulon dan Prambatan Wetan. Waah....ini....jelas harus diteliti ini hahaha.... Sebagai warga pendatang, saya harus tau dong yaaa. 

Ada dua kemungkinan. Yang pertama, yang memberi nama tidak paham mata angin dan asal sebut lor-kidul karena asal enak didengar. Tapi kok gak mungkin, masa iya sih orang sebanyak itu tidak ada satupun yang mengerti mata angin sehingga salah sebut arah.
Kemungkinan ke dua, jangan-jangan karena letak balai desa, yang satu di sebelah lor dan satunya di kidul. Namun setelah saya cek, kemungkinan ke dua ini juga mentah, karena posisi balai desa jika dilihat di peta, balai desa Prambatan Lor ada di kulon dan balai desa Prambatan Kidul di dekat Masjid Nurul Haq, jelas ada di sebelah wetan.

Jadi tambah bingung kan? Pernah iseng-iseng saya coba tanya tetangga yang katanya sudah lama tinggal di Prambatan, ternyata juga sama bingungnya haha...
Setelah lama jadi misteri, keanehan ini perlahan terungkap. Beberapa bulan yang lalu, ketika ikut dalam rombongan pengantar pengantin pria menuju wilayah Prambatan Kidul, saya berkesempatan satu mobil dengan mas Andi, putra ketua Rt 02/Rw 01 Prambatan Lor, yaitu pak Suhadi alias Ceng Ho.

Mas Andi ini berkisah, penamaan desa yang terkesan keliru ini diakibatkan posisi sawah bengkok desa. Desa Prambatan memiliki dua wilayah sawah, sebagian ada di sebelah selatan (kidul), sebagian di sebelah utara (lor). Sehingga ketika desa Prambatan dibagi dua, wilayah yang mendapat sawah sebelah utara disebut Prambatan Lor, begitu juga yang mendapat sawah di sebelah selatan disebut Prambatan Kidul, meskipun kalau dilihat berdasar mata angin mestinya namanya Prambatan Kulon dan Prambatan Wetan. Sepertinya, penuturan mas Andi ini adalah alasan paling masuk akal yang pernah saya terima. Jadi untuk sementara case closed.

Nah, sekarang mari kita berandai-andai. Andaikata kekeliruan ini sekarang kita betulkan, dan kita ubah nama kedua desa menjadi Prambatan Kulon dan Prambatan Wetan, bisa tidak ya?
Kalau menurut saya sih bisa saja. Jika meminjam kalimat andalan almarhum Presiden Gus Dur, "Wong tinggal ganti nama aja kok repot. Yang penting syukuran." Tapi kalau ini dilakukan, pasti bakal disemprot orang sekampung....eh salah...dua kampung. Lho kok bisa?

Ya coba aja bayangkan, kalau nama kedua desa ini diubah, itu berarti KTP seluruh warga juga harus diganti. Boro-boro ganti KTP, E-KTP aja masih ada yang belum jadi kok. Kemudian kalau alamat di KTP berubah, maka warga yang punya kendaraan bermotor pasti bakal nangis, karena harus merubah data STNK dan BPKB. Sudah nampak di depan mata berapa biaya yang harus dikeluarkan dan waktu yang habis untuk mengurus perubahan data tersebut.

Jadi, terus gimana dong?

Yaaaa.....sudahlah. Yang sudah terlanjur keliru, biarlah keliru. Kita anggap saja keanehan nama Prambatan Lor dan Prambatan Kidul itu unik dan layak masuk dalam kamus Kelirumologi milik Jaya Suprana.

Artikel ini selesai ditulis di Prambatan Kulon....eh...Lor
Tanggal 24 Maret 2018 pukul 00.22

Comments

  1. Wkwkwkw good luck exploring kudus. Dulu juga ada legenda kecamatan Jati sebagai pusat kerajaan jin...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Gramedia Kudus

TOKO BUKU GRAMEDIA DI KUDUS Perjuangan kami mencari lokasi Toko Buku GRAMEDIA di Kudus  Tahun ajaran baru 2018-2019 hampir dimulai. Seperti umumnya orang tua murid yang lain, kami pun ikut berburu buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum terbaru. Tempat terpercaya yang sudah menjadi langganan kami sejak lama tentu saja TOKO BUKU GRAMEDIA. Walau hampir dua tahun berdomisili di kota Kudus, kami ini belum hafal seluk beluk kota Kudus seluruhnya, apalagi kami termasuk keluarga yang jarang jalan-jalan ke Mall, hiburan kami jika hari libur paling pergi ke taman bermain atau  berenang. Jadi, kami tidak tau dimanakah letak TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus. Maka dimulailah perburuan kami mencari lokasi TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus dengan dibantu keterangan dan panduan dari mbah Google. Kami menemukan dua situs yang memuat cabang Gramedia di Kudus, yaitu situs WIkiwand dan Wikipedia. Menurut Wikiwand, Gramedia terletak di lantai 4 Mall Kudus tepat di kawasan Simpang Tu...

Asal-usul desa Prambatan, Prambatan Lor dan Prambatan Kidul

ASAL-USUL NAMA PRAMBATAN, DESA PRAMBATAN LOR DAN DESA PRAMBATAN KIDUL, KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS Asal-usul Prambatan dan asal-usul nama desa Prambatan berdasarkan legenda selalu dikaitkan dengan Pangeran Hadirin suami Ratu Kalinyamat penguasa Jepara yang gugur dibunuh Arya Penangsang. Prambatan berada sekitar 1,5 km dari Menara Kudus yang menjadi pusat kota Kudus tempo dulu. Prambatan menjadi medan pertempuran antara dua kekuatan yang memperebutkan tahta kerajaan Demak setelah wafatnya Sultan Trenggono. Saat ini Prambatan dibagi menjadi dua desa, yaitu Prambatan Lor dan Prambatan Kidul di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Baca juga: Mitos Kematian Beruntun di Prambatan Kisah asal-usul Prambatan dan nama desa Prambatan Lor dan Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut: asal-usul Prambatan - peta desa Prambatan Lor Pati Unus, Raja ke dua kerajaan Demak hanya sebentar berada di atas tahta. Kelelahan fisik selama memimpin...

Orang Kudus Terkenal Pelit

ORANG KUDUS TERKENAL PELIT Bagi masyarakat di luar Kudus, berkembang opini orang Kudus pelit, kikir bahkan medhit. Entah siapa yang awalnya menyebarkan bahwa orang Kudus itu pelit. Namun jangankan orang luar Kudus, orang Kudus sendiri juga kadang mengatakan tetangganya yang orang Kudus asli ada yang pelit kok. Padahal yang bilang tetangganya pelit itu sebetulnya juga sama, yaitu sama-sama kikir bin medhit hahahaha....... Saya bukan orang kelahiran Kudus, tapi berhubung saya sudah hampir dua tahun berdomisili di kota ini, mau tidak mau saya adalah bagian dari sistem dan bagian dari masyarakat Kudus, sehingga saya wajib membuat pembelaan. Jadi pendapat atau pandangan bahwa orang Kudus terkenal pelit hanyalah mitos belaka. Karena semua memang tergantung pada definisi atau pengertian kosa kata pelit itu sendiri. Saya rasa wajar kalau seseorang berusaha hemat dan irit dalam mengeluarkan uang untuk keperluan biaya hidup sehari-hari. Motivasinya tentulah sesuai peribahasa jangan...