Skip to main content

Sembuh Dari Mata Minus

Sembuh dari mata minus tanpa operasi Lasik adalah harapan setiap orang. Sebab memakai kacamata tebal untuk minus tinggi akan mengganggu kebebasan bergerak. Pemakaian lensa kontak atau softlense kualitas terbaik pun dapat menimbulkan iritasi mata. Berikut ini adalah pengalaman saya berjuang sembuh dari mata minus.

Sembuh Dari Mata Minus Tanpa Operasi



Memiliki hobi membaca sejak kecil namun dengan kebiasaan membaca yang buruk, terutama sambil tiduran, membuat saya termasuk dalam golongan penderita miopi atau rabun jauh. Waktu SMA mata saya sudah mencapai minus 6,5 dan dari waktu ke waktu terus bertambah sehingga terakhir mencapai minus 8.

Periksa mata minus di optik

Dengan minus tinggi, kacamata bukanlah pilihan yang tepat bagi saya. Selain akan mengurangi derajat ketampanan, kacamata untuk ukuran saya pasti lensanya tebal, terasa berat menekan batang hidung serta mengurangi kebebasan bergerak. Sehingga saya memutuskan menggunakan softlense sebagai alat bantu penglihatan.

Namun, pilihan ini bukan tanpa resiko. Pemakai softlense wajib menjaga kebersihan dan rutin mengganti cairan desinfektan agar softlense steril dan nyaman digunakan. Terlambat sedikit saja, ancaman iritasi mata sudah menanti.

Seperti yang saya alami pada pertengahan Desember 2017 lalu, karena kehabisan cairan dan belum ada kesempatan membeli karena sibuk mengajar, saya nekad menggunakan cairan bekas merendam softlense malam sebelumnya. Esoknya, ketika mengajar, mata terasa perih, berair, dan terlihat merah darah menyeramkan. Terpaksa sisa jadwal mengajar hari itu saya batalkan.

Istri saya yang aktif sebagai milagrosser kemudian memberi terapi berupa semprotan air milagros menggunakan sprayer ke kedua mata. Awal disemprot mata terasa sangat pedih (mungkin karena iritasinya parah) namun setelah beberapa menit kemudian terasa berkurang rasa pedihnya. Merasa ada perbaikan, saya berinisiatif menyemprotkan sendiri air milagros setiap 10 menit.

Besok pagi ketika bangun tidur, saya kaget. Rasa pedih dan warna kemerahan pada mata memang berkurang, tapiiii....mata saya kok kalau melihat cahaya jadi silau. Selain itu meski sudah pakai softlense, penglihatan justru jadi kabur seakan ada kabut yang menyelubungi mata. Dengan pasrah softlense saya lepas, dan sempat saya bicarakan ke istri tentang prasangka buruk saya terhadap milagros. Kalau sampai penglihatan saya makin buruk gara-gara milagros, bakal saya perkarakan ini milagrosnya.

Jadi selama seminggu itu, saya benar-benar lepas softlense, libur mengajar dan lepas dari gadget karena mau baca pesan di Whatsapp pun sulit.
Kegiatan saya setiap pagi justru merumput alias membersihkan rumput di halaman sambil berusaha melakukan senam mata metode dokter Bates yang pernah saya baca di internet.
Sedangkan malam hari, istri saya menyemprotkan milagros ke mata 10 menit sekali selama satu jam sebelum tidur. Awalnya saya menolak, karena masih beranggapan milagros menyebabkan penglihatan tambah parah dan berkabut. Tapi karena istri ngotot dan meyakinkan bahwa milagros pada dasarnya air dan tidak membahayakan, akhirnya saya pasrah.

Seminggu berlalu, dan saya rasakan perlahan-lahan kabut putih di mata menghilang. Sebulan kemudian penglihatan terasa lebih tajam namun kepala justru terasa pening. Ketika konsultasi ke optik, saya disarankan untuk memakai softlense minus 7, turun satu dari sebelumnya minus 8. Dalam hati saya katakan, boleh juga ini milagros, minus saya jadi turun. Dan yang membuat saya takjub, saya jadi lebih percaya diri naik motor di malam hari karena tidak silau jika terkena sinar lampu kendaraan dari arah yang berlawanan.

Terus, bagaimana dengan peristiwa penglihatan berkabut saat pertama kali menggunakan milagros? Ternyata itu yang dimaksud para pengguna milagros dengan healing crisis, yaitu proses pembongkaran penyakit yang pada setiap orang efeknya berbeda-beda. Setelah proses itu terlewati, maka proses penyembuhan dimulai.

Tips dari saya untuk mengurangi mata minus:
  1. Istirahatkan mata Anda. Untuk sementara jauhi TV, smartphone dan semua benda yang memiliki layar elektronik.
  2. Banyak beraktifitas di luar rumah tanpa kacamata atau softlense. Seperti membersihkan rumput atau menyapu halaman. Dan sering-seringlah memandang tempat yang jauh.
  3. Semprotkan milagros secara rutin setiap 10 menit sekali. Semakin sering semakin baik.
  4. Bantu proses penyembuhan dengan senam mata yang disarankan dokter Bates. Mengenai siapa dr. Bates, dan metode yang digunakan, silahkan cari di google. Kalau tidak ketemu juga, silahkan japri saya.
  5. Matikan lampu ketika tidur dan tutup mata dengan kain agar mata rileks dan istirahat malam dengan nyaman.

Kalau saya cermati sebenarnya prosesnya sederhana. Tubuh manusia memiliki mekanisme untuk memperbaiki organ tubuh yang rusak termasuk mata. Syaratnya mata diistirahatkan, dibuat rileks dan senyaman mungkin. Sehingga dalam hal ini peran milagros adalah mengurangi iritasi, mengendorkan ketegangan pada mata dan memulihkan syaraf serta otot mata sehingga kedudukan lensa kembali normal.

Jika ada yang ingin bertanya lebih lanjut, silahkan isi kolom komentar. Semoga bermanfaat.

Comments

  1. Sampai sekarang masih rutin pakai milagross juga kak? udah turun jadi berapa minusnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sampai sekarang masih setia pakai milagros. Saya semprotkan ke mata secara rutin sebelum tidur. Ketika bangun keesokan harinya, keluar kotoran sepert debu dan kerikil kecil-kecil di pelupuk mata. Minusnya belum turun lagi, karena saya bandel. Saat ini kembali dengan kebiasaan lama, membaca buku sebelum tidur. Padahal mestinya saya disiplin mengistirahatkan mata.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Gramedia Kudus

TOKO BUKU GRAMEDIA DI KUDUS Perjuangan kami mencari lokasi Toko Buku GRAMEDIA di Kudus  Tahun ajaran baru 2018-2019 hampir dimulai. Seperti umumnya orang tua murid yang lain, kami pun ikut berburu buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum terbaru. Tempat terpercaya yang sudah menjadi langganan kami sejak lama tentu saja TOKO BUKU GRAMEDIA. Walau hampir dua tahun berdomisili di kota Kudus, kami ini belum hafal seluk beluk kota Kudus seluruhnya, apalagi kami termasuk keluarga yang jarang jalan-jalan ke Mall, hiburan kami jika hari libur paling pergi ke taman bermain atau  berenang. Jadi, kami tidak tau dimanakah letak TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus. Maka dimulailah perburuan kami mencari lokasi TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus dengan dibantu keterangan dan panduan dari mbah Google. Kami menemukan dua situs yang memuat cabang Gramedia di Kudus, yaitu situs WIkiwand dan Wikipedia. Menurut Wikiwand, Gramedia terletak di lantai 4 Mall Kudus tepat di kawasan Simpang Tu...

Asal-usul desa Prambatan, Prambatan Lor dan Prambatan Kidul

ASAL-USUL NAMA PRAMBATAN, DESA PRAMBATAN LOR DAN DESA PRAMBATAN KIDUL, KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS Asal-usul Prambatan dan asal-usul nama desa Prambatan berdasarkan legenda selalu dikaitkan dengan Pangeran Hadirin suami Ratu Kalinyamat penguasa Jepara yang gugur dibunuh Arya Penangsang. Prambatan berada sekitar 1,5 km dari Menara Kudus yang menjadi pusat kota Kudus tempo dulu. Prambatan menjadi medan pertempuran antara dua kekuatan yang memperebutkan tahta kerajaan Demak setelah wafatnya Sultan Trenggono. Saat ini Prambatan dibagi menjadi dua desa, yaitu Prambatan Lor dan Prambatan Kidul di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Baca juga: Mitos Kematian Beruntun di Prambatan Kisah asal-usul Prambatan dan nama desa Prambatan Lor dan Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut: asal-usul Prambatan - peta desa Prambatan Lor Pati Unus, Raja ke dua kerajaan Demak hanya sebentar berada di atas tahta. Kelelahan fisik selama memimpin...

Orang Kudus Terkenal Pelit

ORANG KUDUS TERKENAL PELIT Bagi masyarakat di luar Kudus, berkembang opini orang Kudus pelit, kikir bahkan medhit. Entah siapa yang awalnya menyebarkan bahwa orang Kudus itu pelit. Namun jangankan orang luar Kudus, orang Kudus sendiri juga kadang mengatakan tetangganya yang orang Kudus asli ada yang pelit kok. Padahal yang bilang tetangganya pelit itu sebetulnya juga sama, yaitu sama-sama kikir bin medhit hahahaha....... Saya bukan orang kelahiran Kudus, tapi berhubung saya sudah hampir dua tahun berdomisili di kota ini, mau tidak mau saya adalah bagian dari sistem dan bagian dari masyarakat Kudus, sehingga saya wajib membuat pembelaan. Jadi pendapat atau pandangan bahwa orang Kudus terkenal pelit hanyalah mitos belaka. Karena semua memang tergantung pada definisi atau pengertian kosa kata pelit itu sendiri. Saya rasa wajar kalau seseorang berusaha hemat dan irit dalam mengeluarkan uang untuk keperluan biaya hidup sehari-hari. Motivasinya tentulah sesuai peribahasa jangan...