Skip to main content

Angka Kecelakaan di Kudus Tinggi

ANGKA KECELAKAAN DI KUDUS TINGGI AKIBAT TIDAK TERTIB DI JALAN


Angka kecelakaan di Kudus tinggi dan cenderung meningkat. Berdasarkan data dari Unit Laka Satlantas Polres Kudus yang dimuat Murianews (03/04/2018), pada bulan Maret 2018 telah terjadi 65 peristiwa kecelakaan dan dari peristiwa tersebut 10 orang tewas. Berbagai peristiwa kecelakaan tersebut umumnya terjadi karena pelanggaran rambu lalu lintas dan kurangnya tata tertib serta sopan santun berkendara di jalan.

Selama dua tahun berdomisili di Kudus, secara pribadi saya merasa resah dengan cara sebagian masyarakat Kudus berkendara di jalan. Sehingga saya lebih berhati-hati dan waspada agar tidak menjadi korban kecelakaan gara-gara sikap ngawur pengendara lain.

Berikut adalah beberapa catatan saya mengenai kebiasaan berkendara sebagian masyarakat Kudus yang membahayakan dan berpotensi menyebabkan kecelakaan.
  1. Mendadak buta warna dan buta huruf - Mendadak buta warna dan buta huruf ini umum terjadi jika sampai di traffic light alias lampu lalu lintas alias lampu bangjo. Hal ini biasa saya temui tidak jauh dari tempat tinggal saya yaitu perempatan Toko Alif Prambatan atau yang dikenal juga dengan nama perempatan SMK NU Ma'arif. Di situ sudah tertulis rambu yang jelas terbaca LURUS IKUTI LAMPU LALU LINTAS, yang berarti kalau lampu menyala merah semua pengendara wajib berhenti. Tapi bagi rata-rata pengendara dari arah timur, itu artinya LURUS JALAN TERUS, dan LAMPU MERAH JALAN SAJA serta LAMPU HIJAU TAMBAH NGEBUT. Akibatnya pengendara yang taat dan tertib berhenti saat lampu merah justru seperti orang gila, karena berhenti sendirian sementara yang lain tetap jalan. Bahkan tidak jarang diberi hadiah klakson dan umpatan dari pengendara di belakangnya.
  2. Kebelet Buang Air Besar (BAB) - Mendadak kebelet ingin buang air besar karena perut mules tak tertahankan memang bisa membuat orang melakukan apa saja termasuk ngebut. Jl. Arif Rahman Hakim dekat rumah saya ukurannya tidak terlalu lebar, hanya cukup untuk dua mobil berpapasan. Tapi pengendara yang melintas rata-rata memiliki kecepatan tinggi sehingga membahayakan warga sekitar terutama ibu-ibu dan anak-anak. Mungkin mereka semua sedang kebelet BAB.
  3. Lampu sign (sein) kanan karena mau belok kanan justru disalip (didahului) - Pengendara menyalakan lampu sein kanan kemungkinan ada dua sebab. Yang pertama karena ingin belok kanan, yang ke dua karena ingin mendahului pengendara lain. Jadi secara logika dan sopan santun, pengendara di belakang dan di sekitarnya mestinya memberi ruang manuver yang cukup. Tapi itu jarang berlaku di sini. Ketika saya akan belok kanan dan menyalakan lampu sein, pengendara-pengendara lain di belakang saya akan ramai-ramai pasang lampu sein juga dan dari jauh langsung memacu motornya dan melaju di sebelah kanan saya sehingga menutup manuver saya untuk belok. Heran memang. Mengapa mereka tidak pindah ke lajur sebelah kiri saya sehingga mereka bisa tetap jalan sekaligus memberi saya kesempatan belok kanan? Toh jarak kami masih jauh. Akhirnya tiap kali ingin belok kanan, saya atau istri selain menyalakan lampu sein, juga menjulurkan tangan atau kaki kanan kami sambil memencet klakson untuk memberi tanda tambahan. Berbahaya sebetulnya, tapi lebih nahas lagi kalau sedang posisi belok tiba-tiba ditabrak pengendara lain dari belakang.
  4. Menguasai rumus tabrakan - rumus tabrakan ini saya peroleh dari artikel di harian Suara Merdeka yang ditulis budayawan Prie. G.S belasan tahun lalu. Bunyi rumusnya kira-kira begini: "kalau tidak mau saya tabrak, atau tidak mau terjadi tabrakan, maka minggirlah!" Rumus tabrakan ini yang mungkin dimiliki sebagian warga kudus yang doyan ngebut karena mereka yakin orang lain pasti akan minggir jika mereka ngebut agar tidak terjadi tabrakan. Sayangnya saya tidak menguasai rumus ini.



Yang harus dilakukan untuk mengurangi angka kecelakaan adalah patuh pada aturan lalu lintas, mengembangkan sopan santun dan etika berkendara serta saling menghormati pemakai jalan lain.

Begitulah kira-kira catatan saya berdasarkan pengalaman selama berkendara di Kudus. Niat saya baik, ingin mengurangi angka kematian dan cacat fisik akibat kecelakaan lalu lintas. Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

Gramedia Kudus

TOKO BUKU GRAMEDIA DI KUDUS Perjuangan kami mencari lokasi Toko Buku GRAMEDIA di Kudus  Tahun ajaran baru 2018-2019 hampir dimulai. Seperti umumnya orang tua murid yang lain, kami pun ikut berburu buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum terbaru. Tempat terpercaya yang sudah menjadi langganan kami sejak lama tentu saja TOKO BUKU GRAMEDIA. Walau hampir dua tahun berdomisili di kota Kudus, kami ini belum hafal seluk beluk kota Kudus seluruhnya, apalagi kami termasuk keluarga yang jarang jalan-jalan ke Mall, hiburan kami jika hari libur paling pergi ke taman bermain atau  berenang. Jadi, kami tidak tau dimanakah letak TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus. Maka dimulailah perburuan kami mencari lokasi TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus dengan dibantu keterangan dan panduan dari mbah Google. Kami menemukan dua situs yang memuat cabang Gramedia di Kudus, yaitu situs WIkiwand dan Wikipedia. Menurut Wikiwand, Gramedia terletak di lantai 4 Mall Kudus tepat di kawasan Simpang Tu...

Asal-usul desa Prambatan, Prambatan Lor dan Prambatan Kidul

ASAL-USUL NAMA PRAMBATAN, DESA PRAMBATAN LOR DAN DESA PRAMBATAN KIDUL, KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS Asal-usul Prambatan dan asal-usul nama desa Prambatan berdasarkan legenda selalu dikaitkan dengan Pangeran Hadirin suami Ratu Kalinyamat penguasa Jepara yang gugur dibunuh Arya Penangsang. Prambatan berada sekitar 1,5 km dari Menara Kudus yang menjadi pusat kota Kudus tempo dulu. Prambatan menjadi medan pertempuran antara dua kekuatan yang memperebutkan tahta kerajaan Demak setelah wafatnya Sultan Trenggono. Saat ini Prambatan dibagi menjadi dua desa, yaitu Prambatan Lor dan Prambatan Kidul di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Baca juga: Mitos Kematian Beruntun di Prambatan Kisah asal-usul Prambatan dan nama desa Prambatan Lor dan Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut: asal-usul Prambatan - peta desa Prambatan Lor Pati Unus, Raja ke dua kerajaan Demak hanya sebentar berada di atas tahta. Kelelahan fisik selama memimpin...

Orang Kudus Terkenal Pelit

ORANG KUDUS TERKENAL PELIT Bagi masyarakat di luar Kudus, berkembang opini orang Kudus pelit, kikir bahkan medhit. Entah siapa yang awalnya menyebarkan bahwa orang Kudus itu pelit. Namun jangankan orang luar Kudus, orang Kudus sendiri juga kadang mengatakan tetangganya yang orang Kudus asli ada yang pelit kok. Padahal yang bilang tetangganya pelit itu sebetulnya juga sama, yaitu sama-sama kikir bin medhit hahahaha....... Saya bukan orang kelahiran Kudus, tapi berhubung saya sudah hampir dua tahun berdomisili di kota ini, mau tidak mau saya adalah bagian dari sistem dan bagian dari masyarakat Kudus, sehingga saya wajib membuat pembelaan. Jadi pendapat atau pandangan bahwa orang Kudus terkenal pelit hanyalah mitos belaka. Karena semua memang tergantung pada definisi atau pengertian kosa kata pelit itu sendiri. Saya rasa wajar kalau seseorang berusaha hemat dan irit dalam mengeluarkan uang untuk keperluan biaya hidup sehari-hari. Motivasinya tentulah sesuai peribahasa jangan...