Skip to main content

Asal-usul Nama Jember dan Desa Pasuruhan di Kudus


ASAL-USUL JEMBER DAN PASURUAN DI KOTA KUDUS

Jember dan Pasuruan terletak di Kudus, Jawa Tengah, bukan di Jawa Timur. Selain itu jarak antara Kudus dan Jember atau Kudus dan Pasuruan hanya lima menit. Jember terletak di sebelah barat Menara Kudus sedangkan Pasuruan terletak di sebelah selatan Menara Kudus. Lho kok bisa? Ya bisa saja, nyatanya nama kedua tempat tersebut ada di Kudus kok. Padahal kalau aslinya Jember dan Pasuruan adalah nama kabupaten di Jawa Timur.

Tidak aneh jika ada nama kota Jember dan Pasuruan di Kudus. Jika Anda pernah ke propinsi Lampung, Anda juga dapat menemukan nama kota-kota di Pulau Jawa seperti Pekalongan, Surabaya, Probolinggo dan Jepara di propinsi Lampung. Hal ini terkait dengan kebiasaan orang Jawa perantauan yang suka memberi nama wilayah tempat tinggal yang baru di tanah rantau dengan nama daerah asalnya. Demikian juga dengan munculnya desa atau tempat bernama Jember dan Pasuruan di Kudus karena ada murid Sunan Kudus yang berasal dari Jawa Timur dan memilih menetap dan membuka pemukiman baru kemudian menamakan desa tersebut dengan nama daerah asalnya yaitu Jember dan Pasuruan.

Jember dan desa Pasuruhan di Kudus kemungkinan muncul sekitar tahun 1540-an setelah Ja'far Shodiq memutuskan pindah dari ibu kota Demak ke Kudus. Seperti kita ketahui, Ja'far Shodiq putra Sunan Ngundung adalah panglima perang kesultanan Demak ketika menyerbu bekas ibu kota Majapahit di Trowulan Mojokerto yang dikuasai Girindrawardhana pada tahun 1527. Tentunya ekspedisi tersebut selain bertujuan militer menghancurkan sisa pengaruh Majapahit, juga sekaligus menyebarkan ajaran Islam.

Dari ekspedisi militer tersebut dapatlah diduga ada beberapa orang Jawa Timur yang tertarik dengan dakwah Ja'far shodiq dan memutuskan mengabdi sekaligus berguru memperdalam ilmu agama kepada beliau sehingga mengikuti kepulangan beliau ke Demak bahkan juga mengikuti kepindahan beliau ke Kudus.

Legenda dan cerita tutur masyarakat setempat di desa Pasuruhan Lor secara tidak langsung mencatat peristiwa ini:

Alkisah pada masa hidupnya, Sunan Kudus memiliki murid yang berasal dari Pasuruhan Jawa TImur yang bernama Murang Joyo. Murang Joyo kemudian dianugerahi tempat untuk bermukim di sebelah selatan Menara Kudus. Murang Joyo kemudian berjalan menuju ke selatan sampai melihat seberkas cahaya dari sebatang pohon Gandri. Berkas cahaya tersebut rupanya berasal dari sekuntum bunga berwarna putih (Sekar Petak - bahasa Jawa) yang menempel pada batang pohon. Maka di tempat berdirinya pohon Gandri tersebut Murang Joyo membangun pemukiman yang diberi nama dukuh Sekar Petak yang kemudian berkembang menjadi sebuah desa yang diberi nama Pasuruhan sesuai dengan daerah asal Murang Joyo.

Sedangkan petunjuk mengenai tempat bernama Jember di Kudus diperoleh dari makam Kyai Janas yang terletak di belakang pasar Jember atau kira-kira 100 meter utara pasar Jember. Masyarakat sekitar percaya bahwa Kyai Janas adalah seorang tokoh murid Sunan Kudus yang berasal dari Jawa TImur dan terkenal dengan sebutan pandegong karena ahli menempa logam menjadi gong.

Bahasa Jawa Kudusan terpengaruh Bahasa Jawa Timuran


Kedatangan Murang Joyo dan Kyai Janas dari Jawa TImur ini meninggalkan jejak berupa akulturasi bahasa yaitu bahasa Jawa khas Kudus atau bahasa Kudusan yang memiliki kemiripan dengan bahasa Jawa dialek Jawa Timur.

Ciri khas bahasa Kudusan ini antara lain penggunaan akhiran em pada kata benda atau objek untuk menyatakan hak milik. Sebagai contoh kata tasem berarti tas mlikmu, atau bukunem yang berarti bukumu. Selain itu juga penggunaan kata ogak untuk menyatakan tidak, berbeda dengan wilayah lain di Jawa Tengah yang menggunakan ora untuk maksud yang sama. 

Jika tertarik mengetahui bahasa Kudusan, Anda dapat berselancar sendiri di internet karena sudah banyak situs yang membahas mengenai bahasa Jawa Kudusan yang mirip dengan bahsa Jawa Timuran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asal-usul nama Jember dan  desa Pasuruhan di Kudus berasal dari pemukiman yang dibangun murid Sunan Kudus yang berasal dari Jawa TImur sehingga dinamakan sesuai dengan daerah asal mereka.

Comments

Popular posts from this blog

Gramedia Kudus

TOKO BUKU GRAMEDIA DI KUDUS Perjuangan kami mencari lokasi Toko Buku GRAMEDIA di Kudus  Tahun ajaran baru 2018-2019 hampir dimulai. Seperti umumnya orang tua murid yang lain, kami pun ikut berburu buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum terbaru. Tempat terpercaya yang sudah menjadi langganan kami sejak lama tentu saja TOKO BUKU GRAMEDIA. Walau hampir dua tahun berdomisili di kota Kudus, kami ini belum hafal seluk beluk kota Kudus seluruhnya, apalagi kami termasuk keluarga yang jarang jalan-jalan ke Mall, hiburan kami jika hari libur paling pergi ke taman bermain atau  berenang. Jadi, kami tidak tau dimanakah letak TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus. Maka dimulailah perburuan kami mencari lokasi TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus dengan dibantu keterangan dan panduan dari mbah Google. Kami menemukan dua situs yang memuat cabang Gramedia di Kudus, yaitu situs WIkiwand dan Wikipedia. Menurut Wikiwand, Gramedia terletak di lantai 4 Mall Kudus tepat di kawasan Simpang Tu...

Asal-usul desa Prambatan, Prambatan Lor dan Prambatan Kidul

ASAL-USUL NAMA PRAMBATAN, DESA PRAMBATAN LOR DAN DESA PRAMBATAN KIDUL, KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS Asal-usul Prambatan dan asal-usul nama desa Prambatan berdasarkan legenda selalu dikaitkan dengan Pangeran Hadirin suami Ratu Kalinyamat penguasa Jepara yang gugur dibunuh Arya Penangsang. Prambatan berada sekitar 1,5 km dari Menara Kudus yang menjadi pusat kota Kudus tempo dulu. Prambatan menjadi medan pertempuran antara dua kekuatan yang memperebutkan tahta kerajaan Demak setelah wafatnya Sultan Trenggono. Saat ini Prambatan dibagi menjadi dua desa, yaitu Prambatan Lor dan Prambatan Kidul di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Baca juga: Mitos Kematian Beruntun di Prambatan Kisah asal-usul Prambatan dan nama desa Prambatan Lor dan Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut: asal-usul Prambatan - peta desa Prambatan Lor Pati Unus, Raja ke dua kerajaan Demak hanya sebentar berada di atas tahta. Kelelahan fisik selama memimpin...

Orang Kudus Terkenal Pelit

ORANG KUDUS TERKENAL PELIT Bagi masyarakat di luar Kudus, berkembang opini orang Kudus pelit, kikir bahkan medhit. Entah siapa yang awalnya menyebarkan bahwa orang Kudus itu pelit. Namun jangankan orang luar Kudus, orang Kudus sendiri juga kadang mengatakan tetangganya yang orang Kudus asli ada yang pelit kok. Padahal yang bilang tetangganya pelit itu sebetulnya juga sama, yaitu sama-sama kikir bin medhit hahahaha....... Saya bukan orang kelahiran Kudus, tapi berhubung saya sudah hampir dua tahun berdomisili di kota ini, mau tidak mau saya adalah bagian dari sistem dan bagian dari masyarakat Kudus, sehingga saya wajib membuat pembelaan. Jadi pendapat atau pandangan bahwa orang Kudus terkenal pelit hanyalah mitos belaka. Karena semua memang tergantung pada definisi atau pengertian kosa kata pelit itu sendiri. Saya rasa wajar kalau seseorang berusaha hemat dan irit dalam mengeluarkan uang untuk keperluan biaya hidup sehari-hari. Motivasinya tentulah sesuai peribahasa jangan...