Skip to main content

Tradisi Balen saat bayi lahir


TRADISI BALEN BAYI LAHIR

Tradisi balen adalah tradisi memberi bingkisan kepada tetangga dan kerabat yang hendak pulang setelah menengok bayi yang baru lahir. Tradisi ini saya temukan di Kudus khususnya di kawasan tempat tinggal saya yaitu di wilayah Prambatan Lor.

Dari istilahnya kata balen diambil dari kata dasar bali yang dalam bahasa jawa bisa berarti pulang atau bisa juga berarti balasan.

Ketika ada bayi yang baru lahir, maka seperti kebiasaan masyarakat Indonesia umumnya, para tetangga, saudara, kerabat dan handai tolan akan datang ke rumah menengok si bayi yang masih merah dan sedang imut-imutnya itu. Mereka datang membawa hadiah untuk bayi dan ibunya. Nanti ketika mereka akan pulang dan berpamitan, gantian pihak tuan rumah memberi bingkisan kepada para tamu untuk dibawa pulang sebagai balasan dan ucapan terima kasih kepada para tetangga dan saudara yang sudi meluangkan waktunya menengok si bayi dan ibunya. Nah, bingkisan dari tuan rumah ini yang disebut balen


Bingkisan untuk balen bisa beraneka ragam jenisnya tergantung keinginan dan kemampuan tuan rumah. Istri saya pernah mendapatkan satu paket sembako lengkap dari hasil balen. Pernah juga meneriman bingkisan balen yang berisi kontainer plastik kecil yang di dalamnya penuh macam-macam jenis jajan pasar. Sekali waktu juga pernah mendapat balen berupa mangkok keramik, minuman teh kemasan dan berbagai snack anak-anak seperti Cheetos dan Taro.

Oya, tradisi ini dilakukan tidak berdasarkan undangan. Jadi siapapun yang kebetulan kenal atau bertetangga dengan keluarga si bayi boleh datang menengok dan ketika pulang akan mendapat balen. 

Tradisi balen ini sebenarnya baik karena saling memberi dan berbagi kebahagiaan kepada tetangga dan saudara memang sangat dianjurkan. Namun entahlah, yang terbayang di kepala saya adalah jika ingin memiliki anak lagi dan kebetulan dilahirkan di Kudus maka harus siap dengan tabungan yang memadai karena selain biaya melahirkan dan aqiqah, akan muncul biaya ekstra untuk bingkisan balen ini. 

Jika sedang memiliki uang lebih, maka tidak masalah jika kita menyiapkan bingkisan untuk balen, tapi bagaimana jika kondisi dompet sedang tipis dan kita tidak menyediakan balen?

Kira-kira jadi omongan para tetangga gak yaa???

Semoga tidak ya. Karena balen itu mestinya bukan sesuatu yang wajib dan tidak perlu dipaksakan. Kalaupun menyediakan ya harus sesuai dengan kemampuan biar tidak gerundel di belakang hari gara-gara keuangan jadi tekor sebab yang datang ternyata sekampung. Dan bagi yang tidak mendapat balen juga jangan marah karena bisa jadi sudah kehabisan atau memang tuan rumah tidak menyediakan karena keterbatasan dana.

Semoga para tetangga maklum jika suatu saat saya diberi amanah Allah SWT untuk merawat satu orang anak lagi dan ternyata saya tidak menyiapkan bingkisan balen hahaha...

Comments

Popular posts from this blog

Gramedia Kudus

TOKO BUKU GRAMEDIA DI KUDUS Perjuangan kami mencari lokasi Toko Buku GRAMEDIA di Kudus  Tahun ajaran baru 2018-2019 hampir dimulai. Seperti umumnya orang tua murid yang lain, kami pun ikut berburu buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum terbaru. Tempat terpercaya yang sudah menjadi langganan kami sejak lama tentu saja TOKO BUKU GRAMEDIA. Walau hampir dua tahun berdomisili di kota Kudus, kami ini belum hafal seluk beluk kota Kudus seluruhnya, apalagi kami termasuk keluarga yang jarang jalan-jalan ke Mall, hiburan kami jika hari libur paling pergi ke taman bermain atau  berenang. Jadi, kami tidak tau dimanakah letak TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus. Maka dimulailah perburuan kami mencari lokasi TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus dengan dibantu keterangan dan panduan dari mbah Google. Kami menemukan dua situs yang memuat cabang Gramedia di Kudus, yaitu situs WIkiwand dan Wikipedia. Menurut Wikiwand, Gramedia terletak di lantai 4 Mall Kudus tepat di kawasan Simpang Tu...

Asal-usul desa Prambatan, Prambatan Lor dan Prambatan Kidul

ASAL-USUL NAMA PRAMBATAN, DESA PRAMBATAN LOR DAN DESA PRAMBATAN KIDUL, KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS Asal-usul Prambatan dan asal-usul nama desa Prambatan berdasarkan legenda selalu dikaitkan dengan Pangeran Hadirin suami Ratu Kalinyamat penguasa Jepara yang gugur dibunuh Arya Penangsang. Prambatan berada sekitar 1,5 km dari Menara Kudus yang menjadi pusat kota Kudus tempo dulu. Prambatan menjadi medan pertempuran antara dua kekuatan yang memperebutkan tahta kerajaan Demak setelah wafatnya Sultan Trenggono. Saat ini Prambatan dibagi menjadi dua desa, yaitu Prambatan Lor dan Prambatan Kidul di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Baca juga: Mitos Kematian Beruntun di Prambatan Kisah asal-usul Prambatan dan nama desa Prambatan Lor dan Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut: asal-usul Prambatan - peta desa Prambatan Lor Pati Unus, Raja ke dua kerajaan Demak hanya sebentar berada di atas tahta. Kelelahan fisik selama memimpin...

Orang Kudus Terkenal Pelit

ORANG KUDUS TERKENAL PELIT Bagi masyarakat di luar Kudus, berkembang opini orang Kudus pelit, kikir bahkan medhit. Entah siapa yang awalnya menyebarkan bahwa orang Kudus itu pelit. Namun jangankan orang luar Kudus, orang Kudus sendiri juga kadang mengatakan tetangganya yang orang Kudus asli ada yang pelit kok. Padahal yang bilang tetangganya pelit itu sebetulnya juga sama, yaitu sama-sama kikir bin medhit hahahaha....... Saya bukan orang kelahiran Kudus, tapi berhubung saya sudah hampir dua tahun berdomisili di kota ini, mau tidak mau saya adalah bagian dari sistem dan bagian dari masyarakat Kudus, sehingga saya wajib membuat pembelaan. Jadi pendapat atau pandangan bahwa orang Kudus terkenal pelit hanyalah mitos belaka. Karena semua memang tergantung pada definisi atau pengertian kosa kata pelit itu sendiri. Saya rasa wajar kalau seseorang berusaha hemat dan irit dalam mengeluarkan uang untuk keperluan biaya hidup sehari-hari. Motivasinya tentulah sesuai peribahasa jangan...