-->

Friday 13 July 2018

Tradisi Balen saat bayi lahir


TRADISI BALEN BAYI LAHIR

Tradisi balen adalah tradisi memberi bingkisan kepada tetangga dan kerabat yang hendak pulang setelah menengok bayi yang baru lahir. Tradisi ini saya temukan di Kudus khususnya di kawasan tempat tinggal saya yaitu di wilayah Prambatan Lor.

Dari istilahnya kata balen diambil dari kata dasar bali yang dalam bahasa jawa bisa berarti pulang atau bisa juga berarti balasan.

Ketika ada bayi yang baru lahir, maka seperti kebiasaan masyarakat Indonesia umumnya, para tetangga, saudara, kerabat dan handai tolan akan datang ke rumah menengok si bayi yang masih merah dan sedang imut-imutnya itu. Mereka datang membawa hadiah untuk bayi dan ibunya. Nanti ketika mereka akan pulang dan berpamitan, gantian pihak tuan rumah memberi bingkisan kepada para tamu untuk dibawa pulang sebagai balasan dan ucapan terima kasih kepada para tetangga dan saudara yang sudi meluangkan waktunya menengok si bayi dan ibunya. Nah, bingkisan dari tuan rumah ini yang disebut balen


Bingkisan untuk balen bisa beraneka ragam jenisnya tergantung keinginan dan kemampuan tuan rumah. Istri saya pernah mendapatkan satu paket sembako lengkap dari hasil balen. Pernah juga meneriman bingkisan balen yang berisi kontainer plastik kecil yang di dalamnya penuh macam-macam jenis jajan pasar. Sekali waktu juga pernah mendapat balen berupa mangkok keramik, minuman teh kemasan dan berbagai snack anak-anak seperti Cheetos dan Taro.

Oya, tradisi ini dilakukan tidak berdasarkan undangan. Jadi siapapun yang kebetulan kenal atau bertetangga dengan keluarga si bayi boleh datang menengok dan ketika pulang akan mendapat balen. 

Tradisi balen ini sebenarnya baik karena saling memberi dan berbagi kebahagiaan kepada tetangga dan saudara memang sangat dianjurkan. Namun entahlah, yang terbayang di kepala saya adalah jika ingin memiliki anak lagi dan kebetulan dilahirkan di Kudus maka harus siap dengan tabungan yang memadai karena selain biaya melahirkan dan aqiqah, akan muncul biaya ekstra untuk bingkisan balen ini. 

Jika sedang memiliki uang lebih, maka tidak masalah jika kita menyiapkan bingkisan untuk balen, tapi bagaimana jika kondisi dompet sedang tipis dan kita tidak menyediakan balen?

Kira-kira jadi omongan para tetangga gak yaa???

Semoga tidak ya. Karena balen itu mestinya bukan sesuatu yang wajib dan tidak perlu dipaksakan. Kalaupun menyediakan ya harus sesuai dengan kemampuan biar tidak gerundel di belakang hari gara-gara keuangan jadi tekor sebab yang datang ternyata sekampung. Dan bagi yang tidak mendapat balen juga jangan marah karena bisa jadi sudah kehabisan atau memang tuan rumah tidak menyediakan karena keterbatasan dana.

Semoga para tetangga maklum jika suatu saat saya diberi amanah Allah SWT untuk merawat satu orang anak lagi dan ternyata saya tidak menyiapkan bingkisan balen hahaha...

No comments:

Post a Comment

TERBARU

Kudus Murah Karena Pelit?

KUDUS ADALAH KOTA TERMURAH DI INDONESIA KARENA ORANG KUDUS PELIT? Bisa dikatakan Kudus adalah kota dengan biaya hidup termurah dan paling ...