Skip to main content

Kirab Bwee Gee Klenteng Hok Hien Bio Kudus, kapan diadakan? Cek tanggalnya

Kirab Bwee Gee Klenteng Hok Hien Bio Kudus diadakan rutin setiap tahun menjelang perayaan tahun baru Imlek. Berdasarkan catatan penulis, kirab ini dilaksanakan lima belas hari sebelum perayaan tahun baru Cina. Jika tahun ini tahun baru Imlek jatuh pada tanggal 27 Januari 2025, maka kirab Bwee Gee diadakan lima belas hari sebelumnya, yaitu tanggal 12 Januari 2025.


Ini adalah kali kedua saya beserta keluarga menyaksikan kirab Bwee Gee dari Klenteng Hok Hien Bio di Kudus. Pertama kali kami menyaksikannya di tahun 2018, itupun tanpa sengaja karena kebetulan sedang belanja di toko Modern  yang menjadi rute kirab. Tahun-tahun berikutnya ingin menyaksikan tapi selalu luput karena ketinggalan info tanggal pelaksanaannya. Apalagi acara ini sempat berhenti akibat pandemi Covid-19.

Minggu pagi, 12 Januari 2025, secara tidak sengaja saya membaca berita media online tentang pelaksanaan kirab ini. Kirab akan dimulai jam 09.00 pagi berangkat dari Klenteng Hok Hien Bio menempuh jarak sekitar lima kilometer. 

Usai sarapan dan beres-beres rumah, jam 10.00 kami sudah siaga menanti di perempatan jalan pertemuan antara Jl. Wahid Hasyim, Jl. Sunan Kudus, dan Jl. Pangeran Puger. 

Bagi saya dan istri, ini adalah kesempatan memperkenalkan kekayaan tradisi dan budaya kepada Rara, putri semata wayang kami.


Saya sudah mencari arti Bwee Gee, namun hingga saat ini belum menemukan arti yang tepat. Meskipun demikian, kirab Bwee Gee sendiri ditujukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Dewa Bumi, yang dipercaya oleh warga Tionghoa penganut Tri Dharma sebagai pemelihara alam semesta dan pemberi rejeki.


Kirab diawali oleh barisan pembawa bendera merah putih dikawal petugas kepolisian sebagai pembuka jalan. Disusul oleh boneka raksasa berwujud Sun Go Kong yang menjadi daya tarik bagi penonton. 

Di belakangnya mengular arak-arakan Kiem Sien (arca suci dewa) dari berbagai kelenteng di Jawa di antaranya Lasem dan Tegal. 


Setiap kali sebuah arak-arakan Kiem Sien berhenti sejenak di depan kami, kio (tandu) yang berisi patung dewa tersebut bergoyang miring ke kiri dan kanan. Aroma wangi khas yang menguar dari hio yang dibakar tercium tipis di udara bercampur dengan suara tetabuhan alat musik Tionghoa. Di sela-sela arak-arakan tampak juga Liong dan Barongsai. 


Yang menarik adalah ada seorang pria yang mengenakan pakaian serba putih, berjalan  tanpa alas kaki, dituntun oleh dua orang di kanan dan kirinya. Pipi pria tersebut ditusuk dengan besi tajam dan digantungi rantai, Meskipun demikian, sama sekali tidak tampak ekspresi rasa sakit di wajahnya. Inilah yang disebut dengan tang sien,  Tang sien adalah orang yang dipinjam badannya oleh roh dewa sebagai utusan dari Tuhan sehingga tidak akan merasa sakit meskipun tubuhnya ditusuk benda tajam.

Sampai jumpa di Kirab Bwee Gee tahun depan. Catat tanggalnya, lima belas hari sebelum perayaan tahun baru Imlek.

Comments

Popular posts from this blog

Gramedia Kudus

TOKO BUKU GRAMEDIA DI KUDUS Perjuangan kami mencari lokasi Toko Buku GRAMEDIA di Kudus  Tahun ajaran baru 2018-2019 hampir dimulai. Seperti umumnya orang tua murid yang lain, kami pun ikut berburu buku pelajaran yang sesuai dengan kurikulum terbaru. Tempat terpercaya yang sudah menjadi langganan kami sejak lama tentu saja TOKO BUKU GRAMEDIA. Walau hampir dua tahun berdomisili di kota Kudus, kami ini belum hafal seluk beluk kota Kudus seluruhnya, apalagi kami termasuk keluarga yang jarang jalan-jalan ke Mall, hiburan kami jika hari libur paling pergi ke taman bermain atau  berenang. Jadi, kami tidak tau dimanakah letak TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus. Maka dimulailah perburuan kami mencari lokasi TOKO BUKU GRAMEDIA di Kudus dengan dibantu keterangan dan panduan dari mbah Google. Kami menemukan dua situs yang memuat cabang Gramedia di Kudus, yaitu situs WIkiwand dan Wikipedia. Menurut Wikiwand, Gramedia terletak di lantai 4 Mall Kudus tepat di kawasan Simpang Tu...

Asal-usul desa Prambatan, Prambatan Lor dan Prambatan Kidul

ASAL-USUL NAMA PRAMBATAN, DESA PRAMBATAN LOR DAN DESA PRAMBATAN KIDUL, KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS Asal-usul Prambatan dan asal-usul nama desa Prambatan berdasarkan legenda selalu dikaitkan dengan Pangeran Hadirin suami Ratu Kalinyamat penguasa Jepara yang gugur dibunuh Arya Penangsang. Prambatan berada sekitar 1,5 km dari Menara Kudus yang menjadi pusat kota Kudus tempo dulu. Prambatan menjadi medan pertempuran antara dua kekuatan yang memperebutkan tahta kerajaan Demak setelah wafatnya Sultan Trenggono. Saat ini Prambatan dibagi menjadi dua desa, yaitu Prambatan Lor dan Prambatan Kidul di Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Baca juga:  Kapan tepatnya terjadi pembagian desa Prambatan menjadi Prambatan Lor dan Prambatan Kidul? Mitos Kematian Beruntun di Prambatan Kisah asal-usul Prambatan dan nama desa Prambatan Lor dan Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus adalah sebagai berikut: asal-usul Prambatan - peta desa Prambatan Lor Pati Unus,...

Orang Kudus Terkenal Pelit

ORANG KUDUS TERKENAL PELIT Bagi masyarakat di luar Kudus, berkembang opini orang Kudus pelit, kikir bahkan medhit. Entah siapa yang awalnya menyebarkan bahwa orang Kudus itu pelit. Namun jangankan orang luar Kudus, orang Kudus sendiri juga kadang mengatakan tetangganya yang orang Kudus asli ada yang pelit kok. Padahal yang bilang tetangganya pelit itu sebetulnya juga sama, yaitu sama-sama kikir bin medhit hahahaha....... Saya bukan orang kelahiran Kudus, tapi berhubung saya sudah hampir dua tahun berdomisili di kota ini, mau tidak mau saya adalah bagian dari sistem dan bagian dari masyarakat Kudus, sehingga saya wajib membuat pembelaan. Jadi pendapat atau pandangan bahwa orang Kudus terkenal pelit hanyalah mitos belaka. Karena semua memang tergantung pada definisi atau pengertian kosa kata pelit itu sendiri. Saya rasa wajar kalau seseorang berusaha hemat dan irit dalam mengeluarkan uang untuk keperluan biaya hidup sehari-hari. Motivasinya tentulah sesuai peribahasa jangan...